Menjadi
pelukis tampaknya kurang diminati oleh para pelajar atau pun di kalangan banyak
orang. Hal ini cukup beralasan, karna menjadi seorang pelukis tidak dapat
dijadikan sandaran hidup. Namun, hal tersebut tampaknya tidak berlaku pada anak
yang bernama Mayra Diandra Nabila Ratnadi, pelajar SMPN 49. Gadis bertubuh
mungil yang biasa dipanggil Mayra ini adalah salah satu maestro pelukis di
sekolahnya.
Sekilas bila kita lihat anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Nono
Ratnadi dan Vera Yuliansja ini tidak beda jauh dengan anak-anak seusianya.
Namun, dibalik itu semua ia ternyata menyimpan talenta yang sangat bagus di
bidang seni yang cukup mengagumkan.
Menjadi maestro yang bergelimang nuansa kubangan cat adalah cita-cita gadis berkacamata ini. Mayra berani menunjukkan jatidirinya sebagai pelukis muda masa depan. Berpuluh-puluh lukisan unik lahir dari tangan siswi yang dikenal cerdas dan memiliki banyak teman itu.
Menjadi maestro yang bergelimang nuansa kubangan cat adalah cita-cita gadis berkacamata ini. Mayra berani menunjukkan jatidirinya sebagai pelukis muda masa depan. Berpuluh-puluh lukisan unik lahir dari tangan siswi yang dikenal cerdas dan memiliki banyak teman itu.
Sejak usianya menginjak tiga tahun, Mayra sudah menunjukkan bakatnya dibidang seni lukis. Ia pertama kali menyukai melukis karena melihat teman-teman dalam bermain di sekitar rumahnya banyak yang senang melukis. Sejak itu, kakak dari Rayhan Ario Damar Ratnadi pun jadi kepincut dengan dunia melukis.
yang membuat ia lebih termotivasi dalam melukis adalah, orang tua yang selalu memberinya semangat untuk lebih menekuni dalam dunia melukis. dan Ia pun bergabung dengan Sanggar Seni Lukis tersebut. Bakatnya pun terus terasah. Di karenakan ada darah seni dari sang ayah dan bundanya mengalir di tubuhnya. Ayahnya yang tamatan ITS dan bundanya yang lulusan Universitas Trisakti adalah arsitektur yang cukup punya nama di kalangan arsitek di tanah air.
Prestasi ini pun lebih dipercantik lagi dengan diraihnya juara II lomba gambar anak Indonesia dalam rangka HUT RI di Bandung, juara I lomba lukis yang digelar Antv dan Majalah XY-Kids, juara I kontes menggambar, nominasi pada pameran lukisan anak-anak Indonesia-Jepang yang digelar Japan Foundation, berpartisipasi pada the Ary Suta center children & youth painting competitioan award, juara II kompetisi seni lukis remaja nasional oleh yayasan seni rupa Indonesia dan Galeri Nasional, juara I dan III lomba seni lukis FLS2N tingkat kecamatan Kramatjati dan Kota Administrasi Jakarta Timur.
Prestasi ini masih dikilaukan dengan prestasi lainnya seperti juara I melukis payung pada Jumbara PMR tingkat provinsi, juara II lomba poster yang diselenggarakan Dirjen Cipta Karya Kementrian PU, best teamwork of the NIE student competition organized by the newspaper in education program of the post foundation and conocoPhillips Indonesia, juara I lomba desain motif batik FLS2N SMP tingkat kecamatan dan Jakarta Timur serta juara I lomba desain motif batik FLS2N SMP tingkat provinsi dan akan mewakili DKI Jakarta pada FLS2N tingkat nasional.
Selain melukis, Mayra juga ternyata sangat mengagumi pelukis terkenal yaitu Basoeki Abdullah dan Affandi, ia pun memiliki hobi mengutak atik komputer. Bahkan, di usia delapan tahun, wanita berparas cantik berkaca mata ini menjadi juara III kompetisi komputer se-Jakarta Timur. Selain itu, dunia fotografer pun ia tekuni dengan menjadi juara III lomba fotografi bertema lingkungan yang diselenggarakan Kementrian Negara Lingkungan Hidup dan keluar menjadi penulis terbaik naskah cerita program perpustakaan.
Namun yang perlu dicatat, di usianya yang baru 14 tahun, Mayra telah menjadi pelukis muda berbakat dan akan menambah deretan pelukis wanita di negara ini. Hal ini cukup menggembirakan mengingat jumlah pelukis wanita di negeri tercinta ini dapat dihitung dengan jari dan ia pun dapat disejajarkan dengan Rukmini Yusuf Affandi, Delsy Syamsumar dan Lucia Hartini yang telah lebih dahulu menjadi pelukis.
0 komentar