Berikut ini
adalah beberapa bentuk seni rupa yang berasal dari jawa barat:
1. Payung Geulis
1. Payung Geulis
Kerajinan
Payung Geulis berasal dari Tasikmalaya. Payung ini terbuat dari kertas dengan
rangka dan batang dari kayu dan bambu. Adapun keunikan dari payung geulis ini
adalah kertas yang menjadi bagian penutup payung dicat dengan beraneka warna
dan hiasan pada kertas dilukis tangan oleh pembuatnya.
Wayang golek
adalah salah satu kesenian khas tanah Sunda. Berbeda dengan wayang pada
umumnya, wayang golek berbentuk menyerupai boneka dan terbuat dari kayu. Pada
umumnya wayang golek masih dibuat secara tradisional oleh penduduk desa-desa
tertentu di Jawa Barat.
Cara pembuatannya adalah dengan meraut dan mengukirnya, hingga menyerupai bentuk yang diinginkan. Untuk mewarnai dan menggambar mata, alis, bibir dan motif di kepala wayang, digunakan cat duko. Cat ini menjadikan wayang tampak lebih cerah. Pewarnaan wayang merupakan bagian penting karena dapat menghasilkan berbagai karakter tokoh. Adapun warna dasar yang biasa digunakan dalam wayang ada empat yaitu: merah, putih, prada, dan hitam.
Cara pembuatannya adalah dengan meraut dan mengukirnya, hingga menyerupai bentuk yang diinginkan. Untuk mewarnai dan menggambar mata, alis, bibir dan motif di kepala wayang, digunakan cat duko. Cat ini menjadikan wayang tampak lebih cerah. Pewarnaan wayang merupakan bagian penting karena dapat menghasilkan berbagai karakter tokoh. Adapun warna dasar yang biasa digunakan dalam wayang ada empat yaitu: merah, putih, prada, dan hitam.
3. Koda
renggong
Koda renggong
merupakan seni pertunjukan tradisional yang sangat populer di kabupaten
Sumedang. Atraksi ini berupa pertunjukan dimana seekor kuda yang terlatih
melakukan gerakan menari dan berjalan mengikuti hentakan musik tradisional
sunda yang disebut kendang pencak.
Seekor kuda
dilatih dengan baik untuk membuat gerakan seperti menari atau kadang juga
melakukan gerakan seperti berkelahi melawan pelatihnya dengan gaya pencak
silat. Oleh sebab itulah pertunjukan ini juga sering disebut dengan pertunjukan
kuda pencak.
Mulai tahun
1910 hingga sekarang kuda renggong secara tradisional sering dipertontonkan
pada acara khitanan / sunatan. Sebelum seorang anak dikhitan, sang anak diarak
mengelilingi kota di atas punggung kuda renggong diikuti oleh anggota keluarga
dan kerabat dekat yang ikut menari di depanya dan berkeliling dari satu desa ke
desa lainya.
4. Tari
jaipongan
Jaipongan
adalah sebuah genre seni tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman asal
Bandung, Gugum Gumbira. Perhatiannya pada kesenian rakyat yang salah satunya
adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan
pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu.
Gerak-gerak bukaan,pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari
beberapa kesenian di atas cukup memiliki inspirasi untuk mengembangkan tari
atau kesenian yang kini dikenal dengan nama Jaipongan.
Dewasa ini
tari Jaipongan boleh disebut sebagai salah satu identitas kesenian Jawa Barat,
hal ini nampak pada beberapa acara-acara penting yang berkenaan dengan tamu
dari negara asing yang datang ke Jawa Barat, maka disambut dengan pertunjukan
tari Jaipongan. Demikian pula dengan misi-misi kesenian ke manca negara
senantiasa dilengkapi dengan tari Jaipongan. Tari Jaipongan banyak mempengaruhi
kesenian-kesenian lain yang ada di masyarakat Jawa Barat, baik pada seni
pertunjukan wayang, degung, genjring/terbangan, kacapi jaipong, dan hampir
semua pertunjukan rakyat maupun pada musik dangdut modern yang dikolaborasikan
dengan Jaipong.
0 komentar